LAPORAN ILMIAH AKHIR
STUDI
PENGETAHUAN MAHASISWA ANGKATAN XIV
AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG
TENTANG TIDUR
Untuk
Memenuhi Persyaratan
Memperoleh
Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
YasinthaUle
NIM:11.1058
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
AKADEMI
KEPERAWATAN PANTI WALUYA
MALANG
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Yasintha
Ule
NIM : 11.1058
Tempat,
tanggal lahir : Mauponggo,
18 Juli 1992
Institusi : AKPER
Panti Waluya Malang
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Studi Pengetahuan Mahasiswa Angkatan XIV Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang Tentang Tidur” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya
bersedia menerima sanksi akademik.
Malang, Juni 2014
Yang menyatakan,
Yasintha Ule
KARYA
TULIS ILMIAH
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI
PENGETAHUAN MAHASISWA ANGKATAN XIV
AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA
MALANG TENTANG TIDUR
Untuk
Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
Yasintha Ule
NIM.11.1058
Telah
disetujui untuk diujikan di hadapan dewan penguji Karya Tulis Ilmiah pada tanggal
02 Juli 2014
CURICULUM VITAE
Nama : Yasintha
Ule
Tempat,
tanggal lahir : Mauponggo, 18 Juli 1992
Alamat rumah : Jl. Trans Ende
Bajawa, Solo Boawae.
Pekerjaan : Mahasiswa
Riwayat
pendidikan :
1.
SDI
Boloroga-Mauponggo Periode tahun ajaran 1999-2004
2.
SDK
Solo-Boawae Periode tahun 2004-2005
3.
SMPK
Frateran Ndao-Ende Periode tahun ajaran 2005-2008
4.
SMAK
Frateran Ndao-Ende Periode tahun ajaran 2008-2011.
ABSTRAK
Ule,
Yasintha. 2014. Studi
Pengetahuan
Mahasiswa Angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang Tentang Tidur. Karya
Tulis Ilmiah, Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang. Pembimbing : (1) Ns. Nanik Dwi A,S.Kep (2) Eli
Lea W, S. ST
Tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan
dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain
yang tepat. Tidur dapat
dibagi menjadi dua tahapan, yaitu Non Rapid eye Movement (NREM) dan Rapid eye
Movement (REM) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan
menggambarkan Pengetahuan Mahasiswa tentang Tidur. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif eksploratif. Populasinya
berjumlah 70 mahasiswa yang menempuh perkuliahan di Akademi Keperawatan Panti
Waluya Malang pada tanggal 03-14
Maret 2014. Sampel berjumlah 70 responden diambil dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil disajikan dalam tabel dan
narasi. Hasil
penelitian didapatkan data 34 responden (49%) memiliki pengetahuan cukup, 23 responden (33%) memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 13 responden (18%) memiliki pengetahuan baik
tentang Tidur. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat disarankan
kepada petugas kesehatan setempat untuk memberikan penyuluhan tentang Tidur.
Kata kunci : Pengetahuan, Mahasiswa, Tidur.
ABSTRAK
Ule, Yasintha. 2014 Knowledge Studies XIV
Force Academy Students
Nursing Homes Waluya
Malang About Sleep.
Scientific Paper, Academy of Nursing Panti Waluya
Malang. Pembimbing : (1) Ns. Nanik Dwi A,S.Kep (2) Eli
Lea W, S. ST
Sleep
is defined as a State of unconsciousness that is temporary and can be built to
provide a stimulus to other stimuli or knowledge appropriate. Sleep can be
divided into two stages, namely the Non Rapid eye Movement (NREM) and Rapid eye
Movement (REM) the purpose of this research was to determine and describe the
Student Knowledge about sleep. The research design used in this study was
exploratory, descriptive. Its population amounts to 70 students who attended a
lecture at the Academy of Nursing Nursing Waluya Malang on 03-14 March 2014.
The sample amounted to 70 respondents taken with the total sampling techniques.
Data collection using the questionnaire. The results presented in tables and
narrative. The research results obtained data 34 respondents (49%) have
sufficient knowledge, 23 respondents (33%) have less knowledge and thirteen
respondents (18%) have a good knowledge about sleep. Based on the results of
research that had suggested to the local health officer to give guidance about
Sleep.
Keywords: Knowledge, Students, Sleeping.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “Studi
Pengetahuan Mahasiswa Angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang
Tentang Tidur”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai
persyaratan tugas akhir Pendidikan
Diploma III di Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang.
Dalam
penyusunan proposal ini, peneliti telah mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Sr. Felisitas,
Misc.MAN, selaku Direktur Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang.
2.
Ns. Nanik Dwi A,S.Kep,
selaku Pembimbing I yang telah banyak mmberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
3.
Eli Lea W, S. ST,
selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4.
Bapak
dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan materiil sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini.
5.
Terimakasih
juga teman-teman khususnya kepada sahabatku Yesthy yang selalu memberikan doa
dan semangat.
Peneliti menyadari
bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini jauh dari sempurna, sehingga peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, demi sempurnanya proposal ini. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi
peneliti pada khususnya, institusi, lahan penelitian dan para pembaca pada
umumnya.
Malang,
Juni
2014
Peneliti
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ..... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................... iv
CURICCULUM VITAE......................................................................................... v
ABSTRAK........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang................................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah.............................................................................. 4
1.3Tujuan
Penelitian................................................................................ 4
1.4Manfaat
Penelitian............................................................................. 5
1.5Batasan
Penelitian.............................................................................. 6
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep Studi..................................................................................... 7
2.2Konsep Pengetahuan.......................................................................... 7
2.3Konsep Mahasiswa.......................................................................... 14
2.4Konsep Tidur................................................................................... 15
2.5Kerangka Konsep............................................................................. 21
BAB
III METODE
PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian............................................................................. 22
3.2Waktu dan Tempat Penelitian
..................................................... 22
3.3Kerangka
Penelitian...................................................................... 23
3.4Identifikasi
Variabel.....................................................................
24
3.5Definisi
Operasional..................................................................... ..... 24
3.6Pengumpulan,
Pengolahan, Analisa, dan Penyajian Data.................. 26
3.7Etika
Penelitian................................................................................ 29
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil
Penelitian............................................................................. ... 30
4.2Pembahasan.................................................................................. ... 35
BAB
V PENUTUP
5.1Simpulan....................................................................................... ... 40
5.2Saran............................................................................................. ... 41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 57
LAMPIRAN........................................................................................................ 60
DAFTAR
BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Konsep............................................................................... 27
Bagan 3.1 Kerangka Kerja................................................................................... 29
DAFTAR
TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... ... 32
\.............
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin........... 30
Tabel 4.2 Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Sebelum Tidur......................... 31
Tabel 4.3 Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal ............ 31
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah
Teman Sekamar............................. 32
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama
Waktu Tidur Sehari 32
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa
Tentang Pengertian Tidur ....................................................................................................... 33
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa
Tentang Manfaat Tidur.............................................................................................. 33
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa
Tentang Manfaat Tidur.............................................................................................. 34
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa
Tentang Tahapan Tidur.............................................................................................. 34
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa
Tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tidur..................................................................... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan
menjadi Responden................................................ ... 62
Lampiran
2 Persetujuan menjadi Responden.................................................. ... 63
Lampiran
3 Kisi-Kisi Kuisioner.......................................................................... 64
Lampiran
4 Lembar
Kuisioner............................................................................ 65
Lampiran
5 Hasil Tabulasi Umum.................................................................. ... 70
Lampiran 6 Hasil Tabulasi
Pokok....................................................................... 73
Lampiran 7 Hasil Tabulasi Khusus................................................................... ... 75
Lampiran
8 Lembar Konsultasi....................................................................... ... 83
Lampiran
9 Time
Schedule................................................................................. 89
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan
dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain
yang tepat (Guyton, 2007). Tidur merupakan suatu keadaan tidak
sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau
hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi,
2008). Tidur
memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh.
Manfaat
tidur merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan, dengan tidur semua keluhan hilang atau
berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Salah satu manfaat tidur yang paling utama adalah
untuk memungkinkan sistem syaraf pulih setelah digunakan selama satu hari (Purwanto, 2009).
Pada hakikatnya tidur dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata
cepat (Rapid Eye Movement–REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat
(Non-Rapid Eye Movement–NREM). Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif
atau tidur paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak
sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.
Tidur REM ditandai dengan mimpi,
otot–otot kendur, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung
bergerak bolak–balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki–laki,
gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur
sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. Tidur NREM merupakan
tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan
pada orang yang sadar
atau tidak tidur. Tanda–tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan
istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun,
dan gerakan bola mata lambat (Asmadi,
2008).
Beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi tidur
pada usia dewasa muda adalah 80-90% (Carpenito, 2009). Menurut data epidemiologi tidur
yang kurang dari 6 jam atau tidur yang lebih dari 9 jam perhari, erat
hubungannya dengan peningkatan mortalitas (Suparyanto, 2002).
Perkuliahan
pada masa kini semakin kompleks, banyak aktivitas yang terlibat dalam kegiatan
kuliah akan sangat berdampak bagi mahasiswa. Masalah-masalah yang dihadapi oleh
mahasiswa akan menimbulkan distress yang mengancam, karena ketika ada stressor
yang datang, maka tubuh akan meresponnya. Selain itu faktor kelelahan juga dapat mempengaruhi kebutuhan dan pola tidur seseorang. Pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).
Pada
tanggal 2 Juni 2013 penulis menemukan fenomena pada 5 mahasiswa tingkat II angkatan XIV di Asrama Gaudete Malang, 5 mahasiswa tersebut
setelah pulang praktek klinik sore pukul 21.30, melanjutkan dengan mengerjakan tugas
kuliah dan berakhir pukul 23.00, dari
5 mahasiswa tersebut 2 mahasiswa mulai mengawali tidurnya, tetapi tidak bisa tidur dan mereka lebih memilih
untuk nonton. Mereka mengatakan dengan nonton film di laptop lama-lama akan
bisa tertidur, dan 1 mahasiswa bisa mengawali tidurnya pada pukul 01.30
sedangkan 2 mahasiswa lainnya mengawali tidurnya pukul 02.00, kedua mahasiswa tersebut mengatakan meskipun
tidur hanya sebentar tidak akan mempengaruhi aktivitas dihari esoknya.
Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4
september 2013 dengan wawancara 3 mahasiswa angkatan XIV. Saat ditanya apa yang
diketahui tentang tidur dan apa manfaatnya, 1 mahasiswa mengatakan tidur untuk
melepas lelah setelah seharian kuliah dan 2 mahasiswa mengatakan tidak
mengetahui maafaat tidur secara pasti.
Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai
tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Kondisi
kurang tidur pun banyak dijumpai pada mahasiswa (Hidayat, 2006). Terpenuhinya kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas sangat
penting, terutama pada usia remaja khususnya mahasiswa, dimana usia mahasiswa yang pada tahap remaja
sampai dewasa muda masih labil dalam menghadapi masalah dan cenderung terlihat
kurang berpengalaman. Selain itu ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat
merusak memori dan kemampuan kognitif. Bila hal ini berlanjut hingga
bertahun-tahun, akan berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung,
stroke, hingga masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain (Trihendra, 2007).
Dampak
tidur berhubungan dengan kualitas dan kuantitas, kurangnya kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas
akan menyebabkan mengantuk sepanjang hari esoknya yang merupakan faktor risiko untuk
terjadinya kecelakaan, jatuh, penurunan stamina dan secara ekonomi mengurangi
produktivitas seseorang akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan
mengalami penurunan konsentrasi (Barlow,
2002). Bagi mahasiswa, akan terjadi penurunan
konsentrasi saat perkuliahan yang menyebabkan mahasiswa tidak mampu menyerap
perkuliahan, dampak lainnya akan menyebabkan hasil studi semester menurun. Mengingat dampak yang akan ditimbulkan dalam hal ini
peran perawat sebagai edukator memberikan penyuluhan tentang pentingnya tidur
baik secara kuantitas maupun kualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan Mahasiswa angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang Tentang Tidur.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Mahasiswa Akademi Keperawatan Panti Waluya tentang tidur.
1.3.2
Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi pengetahuan
mahasiswa Akademi Keperawatan Panti Waluya tentang tidur
meliputi :
1. Definisi
tidur
2. Manfaat
tidur
3. Tujuan tidur
4. Tahapan tidur
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Akademis
Proses penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan
serta kemampuan peneliti dalam menerapkan materi kuliah riset keperawatan yang
telah diperoleh di kelas sehingga dapat memperdalam pengetahuan dan pengalaman
dalam menyusun karya tulis ilmiah.
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan kepada institusi Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang dalam meningkatkan program pengajaran mata
kuliah pendidikan kesehatan dalam bidang kebutuhan dasar manusia sehingga dapat
menambah pengetahuan mahasiswa terutama tentang tidur.
1.4.2 Praktis
Dapat
meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
dikelas sehingga dapat memperdalam keterampilan dan pengetahuan dalam bidang
pelayanan kesehatan. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber data untuk
melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan studi tentang pengetahuan mahasiswa angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang
tentang tidur.
Bagi lahan penelitian dapat memberi studi pengetahuan
mahasiswa angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang Tentang Tidur
sehingga pihak pendidikan dapat meningkatkan dan mempertahankan pengetahuan
peserta didik untuk menerapkan tidur dengan benar.
1.5
Batasan Penelitian
1.5.1 Topik
Penelitian
ini dibatasi hanya menggambarkan pengetahuan mahasiswa Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang Tentang Tidur tanpa menghubungkan
dengan variabel lain.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini,
peneliti akan mengemukakan teori berdasarkan kepustakaan yang mendukung
penelitian dengan judul “Studi Pengetahuan Mahasiswa Angkatan XIV Akademi Keperawatan
Panti Waluya Malang Tentang Tidur”. Pada bab ini akan dikemukakan tentang konsep
studi, konsep pengetahuan, konsep mahasiswa, konsep tidur dan kerangka konsep.
2.1 Pengertian
Studi
Studi
adalah pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus
secara mendalam dan utuh (Arti Kata, 2011). Studi adalah suatu metode untuk
memahami individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar
diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah
yang dihadapi dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh
perkembangan diri yang baik (Rahardjo, 2011).
2.2 Konsep
Pengetahuan
2.2.1 Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari
sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan
tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui orang lain
(Notoatmojo, 2007).
Pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya ( mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan
sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran
(telinga), dan indra penglihatan (mata)
(Notoatmodjo, 2010).
2.2.2 Tingkat
Pengetahuan
Menurut
Efendi (2009) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut:
1. Tahu
(know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari atau ransangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahan orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.
2. Memahami
(comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang terlalu
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari, misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus datang ke posyandu.
3.
Analisis (analysis)
Adalah
suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata–kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan .
4. Aplikasi
(application)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
siuasi dan kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau pengunaan hukum–hukum, rumus,
metode, dan prinsip.
5. Sintesis
(synthesis)
Menunjuk
pada suatu kemampuan untuk meletakkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sistesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap
suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian–penilaian ini berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada.
2.2.3
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan
1. Faktor
Internal
a. Umur
Faktor
pengetahuan seseorang berkaitan dengan faktor umur yang mana akan menentukan
sikap seseorang. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa
akan lebih dipercayai dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Tahap –
tahap perkembangan psikososial menurut Erikson:
1) 20
– 34 tahun : masa
dewasa muda.
2) 35
– 65 tahun : masa
dewasa pertengahan.
3) 65
– seterusnya : masa
dewasa akhir (senior)
(Erikson, 2008)
b. Intelegensi
Intelegensi
adalah kemampuan dalam membuat kombinasi, berpikir abstrak, ataupun kemampuan
menentukan kemungkinan dalam perjuangan hidup. J.P. Chaplin mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
situasi-situasi baru secara cepat dan efektif serta memahami berbagai
interkonektif dan belajar dengan menggunakan konsep-konsep abstrak secara
efektif (Peter, 2010).
c. Alat
Indera
Seseorang
akan tahu, mengerti dan memahami suatu objek apabila ia memiliki alat indera
yang baik. Sebab pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, penciuman,
pendengaran, rasa dan raba (Notoatmojo, 2007).
2. Faktor
Eksternal
a.
Pendidikan
Menurut (Anneahira,
2008) bahwa pendidikan dibagi menjadi 3 jenis
pendidikan formal, informal dan nonformal.
1) Pendidikan formal adalah usaha
pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan
sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah.
2)
Pendidikan
informal adalah pengetahuan yang didapat dari pengalaman hidup sehari–hari,
keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan, pasar, perpustakaan
dan media massa.
3)
Pendidikan
nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana
tetapi tidak sistematis diluar lingkungan keluarga dan sekolah seperti
bimbingan belajar, kursus, seminar dan lain–lain.
b. Informasi
Informasi merupakan keterangan yang
disampaikan oleh seseorang atau badan ( Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2006 ).
Dengan memberikan informasi akan meningkatkan pengetahuan. Media massa dianggap
sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses
pemeliharaan perubahan dan konflik dalam aktifitas sosial dimana media massa
akan mempengaruhi fungsi kognitif, efektif dan behavioral ( Notoatmodjo, 2007
).
c. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu yang pernah
dijalani, dirasai dan ditanggung
( Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2006 ).
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, oleh sebab itu pengalaman pribadipun
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperolah akan memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2007 ).
d. Lingkungan
Lingkungan
merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi dan berakibat
terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok (Nursalam, 2008).
2.2.4 Karakteristik Pengetahuan
Pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu:
1. Pengetahuan
baik : 76% - 100%
2. Pengetahuan
cukup : 56% - 75%
3. Pengetahuan
kurang : < 56%
(Wawan, 2010)
2.2.5
Cara memperoleh
pengetahuan
Dari
berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1.
Cara kuno untuk
memperoleh pengetahuan
a. Cara
Coba Salah ( Trial and error)
Metode ini digunakan orang dalam waktu
yang cukup lama untuk menyelesaikan dan memecahkan berbagai masalah. Metode ini
telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar–dasar menemukan teori–teori
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Disamping itu, pengalaman yang
diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berpikir
dalam kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
b. Cara
Kekuasaan Atau Otoritas
Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya,
baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan
penalaran sendiri.
c.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman ini merupakan sumber pengetahuan
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan.
d.
Melalui Jalan Pikir
Metode memperoleh pengetahuan dengan melakukan
peralatan baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan kemudian dicaari
hubungannya sehingga dapat dibuat kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus
disebut deduksi, apabila pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan
khusus kepada yang umum disebut induksi.
2. Cara
Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh
pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode
penelitian ilmiah “, atau lebih popular disebut metodologi penelitian ( research methodology)
( Notoatmodjo 2007 ).
2.3
Konsep Mahasiswa
2.3.1
Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa
adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Umum
(SMU) yang kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi dengan keahlian
tertentu yang sudah dipilih (Sutisna, 2010).
2.3.2
Peran Mahasiswa
1.
Mahasiswa Sebagai Iron Stock
Mahasiswa sebagai iron stock karena mahasiswa
diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak
mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya.
2.
Mahasiswa Sebagai Guardian of Value
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti
mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat.
3.
Mahasiswa Sebagai Agent of Change
Mahasiswa sebagai Agent of Change artinya
adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan (Purmana, 2008).
2.4
Konsep Tidur
2.4.1
Pengertian Tidur
Tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksadaran yang bersifat sementara dan
dapat dibangunkan dengan memberikan rangsangan sensori atau rangsangan lain
yang tepat (Guyton, 2007)
Tidur
diyakini dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas. Tidur juga diyakini dapat mengurangi stres dan menjaga
keseimbangan mental, serta emosional serta meningkatkan kemampuan dan
konsentrasi saat melakukan berbagai aktivitas (saputra, 2012).
Dengan
demikian, keadaan tidur yang sebenarnya adalah saat pikiran tubuh berbeda
dengan keadaan terjaga, yakni ketika tubuh beristirahat secara tenang, aktivitas
metabolisme tubuh menurun dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar (Putra,
2011).
2.4.2
Manfaat Tidur
Tidur
memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh. Manfaat tidur bagi anak-anak dan
orang dewasa adalah meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi sel-sel yang
baru, memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh, mengistirahatkan tubuh
yang letih akibat aktivitas seharian, meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan
penyakit, menambah konsentrasi dan kemampuan fisik sehingga dapat beraktivitas
dengan baik (Siregar, 2011).
2.4.3
Tujuan Tidur
Tujuan
tidur secara jelas tidak diketahui namun diyakini tidur diperlukan untuk
menjaga keseimbangan mental emosional dan kesehatan. Selama tidur, seseorang
akan mengulang (Review) kembali
kejadian-kejadian sehari-hari, memproses dan menggunakannya untuk masa depan
(Nancy W, 2007).
2.4.4 Tahapan
Tidur
Menurut
Saputra 2012, tidur dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu Non Rapid eye
Movement (NREM) dan Rapid eye Movement (REM):
1.
Tidur NREM
Tidur
NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam sistem pengaktifan retikularis. Tahapan
tidur ini disebut juga tidur gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang otak bergerak dengan sangat
lambat. Tidur NREM ditandai dengan penurunan sejumlah fungsi fisiologis tubuh
termasuk juga metabolisme, kerja otot dan tanda-tanda vital. Hal lain yang
terjadi pada saat tidur NREM adalah pergerakan bola mata melambat dan mimpi
berkurang. Tidur NREM dibagi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut:
a. Tahap
I
Tahap
I merupakan tahapan paling dangkal dari tidur dan merupakan tahap transis
antara bangun dan tidur. Tahap ini ditandai dengan individu cenderung rileks,
masih sadar dengan lingkungan sekitarnya, merasa mengantuk, bola mata bergerak,
frekuensi nadi dan napas menurun, serta mudah dibangunkan.Tahap ini normalnya
berlangsung sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari total tidur.
b. Tahap
II
Tahap
II merupakan tahap ketika individu masuk pada tahap tidur, tetapi masih dapat dengan mudah
dibangunkan.Tahap I dan II termasuk dalam tahap tidur ringan (light sleep). Pada tahap II otot mulai relaksasi,
mata pada umumnya menetap, terjadi penurunan denyut jantung, frekuensi napas,
suhu tubuh dan metabolisme. Tahap II normalnya berlangsung 10-20 menit dan
merupakan 50-55 % dari total tidur.
c. Tahap
III
Tahap
III merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur nyenyak (deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan
relaksasi otot menyeluruh serta pelambatan denyut nadi, frekuensi napas, dan
proses tubuh lainnya. Pelambatan tersebut disebabkan oleh dominasi sistem saraf
parasimpatik. Tahap III, individu cenderung sulit dibangunkan dan normalnya
berlangsung selama 25-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.
d. Tahap
IV
Tahap
IV tidur semakin dalam (delta sleep)
yang ditandai dengan perubahan fisiologis, yaitu gelombang otak melemah serta
penurunan denyut jantung, tekanan darah, tonus otot, metabolisme, dan suhu
tubuh. Pada tahap ini individu sulit dibangunkan dan normalnya berlangsung
selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.
2. Tidur
REM
Tidur
REM disebut juga tidur paradoks.Tahapan
ini biasanya terjadi rata-rata 90 menit dan berlangsung selama 5-20 menit. Tidur
REM tidak senyenyak tidur NREM karena
pada tahap ini biasanya terjadi mimpi.Tidur REM penting untuk keseimbangan
mental dan emosi. Selain itu, tahapan tidur ini juga berperan dalam proses
belajar, memori dan adaptasi. Selama tidur individu mengalami siklus tidur yang
berulang antara tahap tidur NREM dan REM.
2.4.5
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tidur
Menurut
Saputra (2012) kualitas dan kuantitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Penyakit
Banyak
penyakit dapat meningkatkan kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi, terutama infeksi limpa, yang mana penderita membutuhkan lebih
banyak tidur untuk mengatasi keletihan. Sebagian penyakit juga dapat
menyebabkan kesulitan tidur, misalnya penyakit yang menyebabkan nyeri atau
distres fisik.
2. Kelelahan
Kelelahan
dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan akibat aktivitas yang tinggi
umumnya memerlukan lebih banyak tidur untuk memulihkan kondisi tubuh. Makin
lelah seseorang, makin pendek siklus REM, yang dilaluinya. Setelah
beristirahat, biasanya siklus REM akan kembali memanjang
3. Lingkungan
Lingkungan
dapat berpengaruh terhadap pola tidur seseorang, misalnya suhu yang tidak nyaman, ventilasi
yang buruk dan suara bising. Stimulus tersebut dapat memperlambat proses tidur.
Namun, seiring waktu individu dapat beradaptasi terhadap lingkungan sekitar.
4. Stres
Psikologi
Stres
psikologi pada seseorang dapat menyebabkan ansietas atau ketegangan dan
depresi. Akibatnya pola tidur dapat terganggu. Ansietas dan depresi dapat
meningkatkan kadar norepineprin pada darah melalui stimulus sistem saraf
simpatis. Akibatnya, terjadi pengurangan siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta sering terjaga
pada saat tidur.
5. Gaya
Hidup
Rutinitas
seseorang dapat mempengaruhi pola tidur. Contohnya individu yang sering
berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang
tepat.
6. Motivasi
Motivasi
dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga mempengaruhi proses tidur.
Motivasi juga dapat mendorong seseorang untuk tidur, misalnya keinginan untuk
tetap terjaga.
7. Stimulan,
Alkohol dan Obat-obatan
Stimulan
yang paling umum yang ditemukan adalah kafein dan nikotin. Kedua zat tersebut
dapat merangsang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kesulitan tidur.
Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mengganggu siklus tidur REM. Sedangkan
untuk obat-obatan golongan diuretik, antidepresan, dan golongan beta bloker
(misalnya meperidin hidroklorida dan morfin) dapat menyebabkan kesulitan tidur.
8. Diet
dan Nutrisi
Asupan
nutrisi yang adekuat dapat mempercepat proses tidur, misalnya asupan protein.
Asupan nutrisi yang tinggi dapat mempercepat proses tidur karena adanya
triptofan atau (asam amino) hasil pencernaan protein yang dapat mempermudah
proses tidur.
Tabel 2.1. Kebutuhan Tidur berdasarkan
Usia (Putra, 2011)
UMUR
|
TINGKAT PERKEMBANGAN
|
JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR
|
0-1 bulan
|
Bayi baru
lahir
|
14-18 jam/hari
|
1-18 bulan
|
Masa bayi
|
12-14 jam/hari
|
18-3 tahun
|
Masa
kanak-kanak
|
11-12 jam/hari
|
3-6 tahun
|
Masa
prasekolah
|
11 jam/hari
|
6-12 tahun
|
Masa sekolah
|
10 jam/hari
|
12-18 tahun
|
Masa remaja
|
8,5 jam/hari
|
18-40 tahun
|
Masa dewasa
muda
|
6-7 jam/hari
|
40-50ahun
|
Masa dewasa
tengah
|
6-7 jam/hari
|
>60 tahun
|
Masa dewasa
tua
|
6
jam/hari
|
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Pada bab ini
peneliti akan membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan, meliputi
: desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, kerangka penelitian, sampling
desain, identifikasi variabel, defenisi konsep, defenisi operasional,
teknik pengumpulan dan analisa data serta etika penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Penelitian deskriptif ialah
suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan (deskripsi) tentang keadaan
tertentu secara obyektif (Machfoedz, 2005). Penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendiskripsikan (memaparkan)
peristiwa–peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).
Dalam
penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan
pengetahuan mahasiswa Angkatan XIV Akadedemi Keperawatan Panti Waluya
Malang tentang tidur.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Akademi keperawatan panti waluya malang, penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Maret
s/d 14 Maret 2014.
3.3 Kerangka Penelitian
POPULASI
Semua
mahasiswa Angkatan XIV yang aktif disemester V tahun akademik 2013/2014 Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang Yang berjumlah 70 orang
|
SAMPLING
Teknik sampling yang
digunakan adalah Total Sampling
|
SAMPEL
Mahasiswa Angkatan XIV yang aktif di semester V tahun akademik
2013/2014 Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang
yang berjumlah 70 orang
|
PENELITIAN
“Studi
Tentang
Pengetahuan Mahasiswa Angkatan XIV di Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang”.
|
Instrumen menggunakan
angket/kuesioner
|
Pengumpulan data
|
Pengolahan data: editing,
coding, tabulating, scoring
|
Analisa data
|
Hasil
|
Diinterpretasikan
|
Pengetahuan Kurang:
<56%
|
Pengetahuan Cukup:
56% - 75%
|
Pengetahuan Baik:
76% - 100%
|
Pembahasan
|
Kesimpulan
|
3.4
Identifikasi Variabel
Variabel
adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu
(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini hanya diteliti satu
variabel yaitu pengetahuan Mahasiswa Angkatan XIV Semester V Tahun Akademik
2013/2014 di Akademi Keperawatan Panti Waluya mengenai Tidur.
3.5
Defenisi Operasional
3.5.1 Definisi operasional
Definisi
operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu
yang diidentifikasikan tersebut (Nursalam, 2008). Definisi
operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat,
2007)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variable
|
Defenisi operasional
|
Parameter
|
Alat Ukur
|
Skala
|
Skor
|
Pengetahuan
mahasiswa tentang tidur
|
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah segala sesuatu yang
diketahuai dan dipahami oleh mahasiswa Angkatan XIV yang aktif di semester
V Tahun Akademik 2013/2014 Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang
yang meliputi:
1.
Pengertian Tidur
2.
Manfaat tidur
3.
Tujuan Tidur
4.
Tahapan tidur
5.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
tidur
|
Mahasiswa mampu memilih jawaban yang benar mengenai
pertanyaan tentang Tidur
meliputi:
1.
Pengertian tidur
2.
Manfaat tidur
3.
Tujuan tidur
4.
Tahapan tidur
5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Jika
jawaban
Benar=
1
Salah
= 0
Kemudian
dijumlahkan, dan dari hasil penjumla-an digolongk-an menjadi:
Baik:
76% - 100%
Cukup:
56 – 75%
Kurang:
<
56%
|
3.6
Rancang Bangun Penelitian
3.6.1
Populasi Penelitian
Populasi merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan
diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki suatu objek tersebut (Hidayat, 2008),
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
semua mahasiswa angkatan XIV semester V Tahun Akademik 2013/2014 yang berjumlah 70 responden.
3.6.2
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini sampel penelitian adalah Mahasiswa
Angkatan XIV Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang.
3.6.3
Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi
dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini
sampel penelitian adalah semua mahasiswa Angkatan XIV Semester V Tahun Akademik
2013/2014 Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang.
3.7 Pengumpulan dan
Analisa Data
3.7.1
Instrumen atau Alat Ukur
Penelitian
Instrumen penelitian ini
adalah alat ukur dalam penelitian instrumen yang digunakan adalah kuesioner
yaitu jenis pengukuran dimana peneliti mengumpulkan data secara formal kepada
subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2003). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu angket
yang disajikan dalam sedemikian rupa sehingga responden dapat memilih jawaban
yang tersedia. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk
memperoleh data sesuai yang diinginkan peneliti (Wasis, 2008). Pada
penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup dengan jumlah soal 10 dan
jawaban sudah disediakan sehingga responden hanya memilih sesuai dengan
pendapatnya.
3.7.2 Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan
penelitian, peneliti mengumpulkan data yang dilaksanakan dengan membagi
kuesioner kepada mahasiswa di Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang, peneliti mendatangi mahasiswa kemudian menyampaikan maksud dan tujuan, lalu
peneliti memberikan inform concent dan kemudian memberikan kuesioner tentang pengetahuan
mahasiswa tentang pola tidur
dimana responden dapat memilih jawaban yang telah tersedia dengan
didampingi oleh peneliti.
3.7.3 Analisa Data
Analisa data pada dasarnya
dapat diartikan sebagai pengurangan atau memecahkan suatu kesuluruhan menjadi
bagian – bagian atau komponen yang menonjol, membandingkan antara
komponen yang satu dengan komponen yang lainnya, membandingkan salah satu atau
beberapa komponen dengan keseluruhan (Hasan, 2004). Pengolahan data adalah
suatu proses pengumpulan data guna dilakukan kategorisasi, dilakukan
manipulasi, serta sedemekian rupa, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk
menjawab masalah. Setelah responden mengisi dan menjawab kuesioner kemudian dikumpulkan dan
diolah melalui tahap sebagai berikut :
1.
Editing
Editing adalah pengoreksi atau
melakukan pengecekan data yang masuk (raw data) apakah terdapat
kekeliruan dalam kategori yang sama, memperbaiki kualitas data serta
menghilangkan keraguan data. Pada tahap ini peneliti mengedit tentang
kemungkinan kesalahan dalam pengetikan, penyusunan halaman kuesioner, dan ada
tidaknya kesalahan dalam pengisian lembar kuesioner.
2.
Coding
Coding adalah memberikan tanda,
simbol, kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Pada
tahap ini peneliti memberi nomer urut dan nama responden dengan inisial pada
setiap responden sebagai ganti nama responden.
3.
Tabulating
Tabulating adalah memasukan data ke
dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus
dalam berbagai kategori Pada tahap ini jawaban masing – masing responden dalam
suatu tabel berdasarkan nomor soal kemudian menyusun data dalam dia (Nazir, 2005).
4.
Scoring
Scoring adalah pemberian skor
penelitian setelah data terkumpul. Setelah angket dikumpulkan kemudian
dilakukan item pertanyaan yang dijawab benar diberi skor 1 jika salah diberi
skor 0. Hasil jumlah skor yang diharapkan dan dikalikan 100% sehingga dapat
diperoleh:
Keterangan :
N
: nilai yang diperoleh
SP : nilai yang didapat oleh
responden
SM : skor maksimal.
(Arikunto, 2003)
Setelah data
terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif dan diinterprestasikan dengan
menggunakan skala kualitatif:
1.
Baik : Hasil
persentase 76% - 100%
2.
Cukup : Hasil persentase
56 – 75%
3.
Kurang : Hasil persentase < 56%
(Wawan, 2010).
3.8
Etika Penelitian
Sebelum
melaksanakan penelitian, peneliti mempunyai fenomena kemudian suatu judul dan
kemudian peneliti membuat proposal penelitian dibawah bimbingan dua orang
pembimbing. Langkah selanjutnya setelah pengajuan proposal disetujui kemudian
dilaksanakan seminar proposal, dalam seminar proposal akan dibicarakan bersama
tentang kekurangan dalam pembuatan proposal yang merupakan masukan bagi
peneliti, sehingga peneliti harus melakukan perbaikan dan dikonsultasikan pada
pembimbing.
Setelah
pembimbing memberikan persetujuan untuk dilaksanakan penilaian maka peneliti
akan mempersiapkan kelengkapan administratif berupa perijinan, prosedur
selanjutnya peneliti menghubungi kepada pelayanan tempat diadakannya penelitian
yang bertujuan meminta ijin bahwa peneliti akan memulai penelitian.
Setelah
mendapat persetujuan, maka peneliti mengadakan penelitian dengan menekankan
kepada masalah etika penelitian yang meliputi:
3.8.1 Informed
Consent
Informed consent atau lembar persetujuan
penelitian diberikan pada responden tujuannya adalah subjek mengetahui maksud
dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika
subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
subjek menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
3.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti
tidak mencamtumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang
diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil riset (Aziz, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
IV.Jakarta. Rineka Cipta.
Alimul Aziz, 2007. Riset
Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Salemba Medika.Jakarta
Asmadi,
(2008). Teknik Prosedural Keperawatan:
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Balai Penerbit Salemba
Medika.
Azwar.
2009. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Gunawan,
L. (2004). Insomnia gangguan sulit tidur.
Yogyakarta: Kanisius.
Guyton
and Hall, (2007). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo
(2010). Promosi Kesehatan Teori dan
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoadmodjo, (2012). Metodologi PenelitianKesehatan.
Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam dan Effendi, Ferry, 2008. Pendidikan
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Poerwadarminto, 2006. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta
: Balai Pustaka
Wawan, A dkk, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Perilaku Manusia. Nuha Medika. Jakarta
American Insomnia Association, (2002).American Insomnia
Association treatment.
http//www.americaninsomniaassociation.org. (diakses 27 Desember 2013)
Insomnia
Severity Index (ISI). (akses: 20 Desember 2013). Download dari situs: http://www.google.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar